Untuk melihat lebih banyak studi Alkitab dalam bahasa Indonesia, klik di sini.
6. The Truth About Hell
6. Kebenaran Mengenai Neraka
Hari ini kita mempelajari topik yang paling banyak dihindari oleh para pendeta dan pengajar, yang juga akan kita hindari jikalau memungkinkan, yakni topik mengenai neraka. Sebuah kisah diceritakan mengenai C.S. Lewis yang mendengarkan khotbah dari pengkhotbah muda mengenai topik penghukuman Allah atas dosa. Pada akhir dari khotbahnya, sang anak muda mengatakan, “Jika Anda tidak menerima Kristus sebagai Juru Selamat, anda akan menderita konsekuensi kematian eskatologis yang serius!” Setelah ibadah, Lewis bertanya kepadanya, “Apakah maksud Anda ialah bahwa seseorang yang tidak percaya kepada Yesus akan ke neraka?” “Tepat sekali,” responnya. “Lalu katakanlah begitu,” jawab Lewis. Bahkan sekalipun kita tidak nyaman dalam mempelajarinya, topik mengenai kuburan kematian penting bagi kita semua.
Beberapa orang akan berkata, “Dapatkah kita melewatkan saja topik mengenai neraka?” Charles Spurgeon, pengkhotbah Inggris yang hebat, pernah berkata, “Jika Anda menganggap rendah neraka maka Anda pun akan menganggap rendah mengenai salib. Jika Anda kurang memikirkan penderitaan dari jiwa-jiwa yang terhilang, maka segera Anda akan kurang memikirkan mengenai Juruselamat yang telah membebaskan Anda dari antara mereka.” Beberapa orang menghindari persoalan mengenai neraka mungkin karena mereka ingin memandang kematian sebagai akhir, saat ia justru baru permulaan. Ketika kita sungguh-sungguh mengerti apa yang sedang dipertaruhkan, seperti apa yang menjadi tujuan hidup tanpa Kristus, maka kita akan lebih menghargai apa yang telah Kristus lakukan bagi kita di atas salib.
Sembari kita menantikan kembalinya Kristus, tugas kita sebagai orang percaya adalah untuk menyelamatkan orang-orang dari kuasa iblis agar mereka tidak terpisah dari Allah selamanya dan dikirim ke tempat yang disebut dengan neraka. Setiap orang sungguh-sungguh dikasihi oleh Allah yang tidak menginginkan siapapun untuk binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat (2 Petrus 3:9). Tetapi bagaimana jika mereka tidak bertobat? Bagaimana jika mereka meninggal tanpa datang kepada Kristus? Bagaimana jika mereka tidak menanggapi pesan kasih dan kabar baik Allah? Pada kedatangan-Nya yang kedua kali, Ia akan memisahkan domba (orang percaya) dengan kambing (orang yang tidak percaya), dan kita diberitahukan bahwa penghukuman akan berlangsung kekal:
41Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. 42Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; 43ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. 44Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? 45Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.46 Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal. (Matius 25:41-46. Penekanan saya).
Seperti yang sudah kita sebutkan dalam seri ini, ada sebuah kesepakatan minat sekarang ini terhadap topik hidup setelah kematian dan pengalaman menjelang kematian. Tidaklah sulit untuk menemukan buku mengenai topik ini. Dalam pelajaran pertama seri ini, kita menyebutkan buku Dr. Raymond A. Moody, Life after Life, yang telah meneliti 150 orang yang mengalami Pengalaman Menjelang Kematian. Doktor yang lain, Dr. Maurice Rawlings, dalam bukunya, To Hell and Back, meneliti kembali Pengalaman Menjelang Kematian, melaporkan bahwa beberapa orang mengalami neraka, orang-orang mengingat yang baik dan melupakan yang buruk, dan seterusnya, jika wawancaranya ditunda sesaat, berhari-hari, berminggu-minggu atau berbulan-bulan kemudian, hanya pengalaman-pengalaman positif yang akan ditemukan.
Penulis ini, Dr. Rawlings, menceritakan kisah seorang anak muda yang menceritakan kembali pengalamannya kepadanya setelah menjalani operasi pemasangan alat pacu jantung. Dia memberitahukan Dr. Rawling apa yang dia lihat dan alami, yang dianggapnya sebagai neraka. Dia menyatakan bahwa dia melihat sebuah terowongan yang menuju kepada cahaya, kemudian terowongan itu terbakar. Ia mengalami sensasi bergerak cepat menuju lautan api, yang terlihat olehnya seperti tumpahan minyak terbakar. Dia melihat bayangan-bayangan memanjang orang-orang yang bergerak maju dan mundur, seperti hewan-hewan yang dikurung dalam kebun binatang. Orang itu berseru “Yesus adalah Tuhan” dan kemudian tiba-tiba, dia tersadar bahwa dia kembali pada tubuhnya.
Dr. Rawlings juga memberikan penjelasan tentang pengalaman memberikan resusitasi jantung kepada seorang pasien yang juga pernah memakai alat pacu jantung, dan juga yang mengalami pergolakan kematian. Sang pasien terus kembali ke dalam kondisi sadar dan tidak sadar, dan memohon kepada Dr. Rawlings untuk berdoa baginya, sambil dia menangis dan berseru bahwa dia berada di neraka. Dr. Rawlings tidak ingin untuk berdoa baginya karena dia sendiri pun belum menjadi orang percaya, tetapi akhirnya dikarenakan oleh kesengsaraan laki-laki itu, dia pun memberikan laki-laki itu sebuah doa untuk diucapkan. Dia meminta kepada Yesus Kristus untuk mengeluarkannya dari neraka. Segera laki-laki ini menjadi tenang. Dia bukan lagi orang gila yang menjerit-jerit. Dr. Rawlings menyatakan bahwa kejadian ini sangat mempengaruhinya sehingga dia menyerahkan hidupnya kepada Kristus dan menjadi seorang Kristen. Dr. Rawlings bukan seorang teolog ataupun pendeta; melainkan dia adalah seorang dokter yang tidak memihak apapun yang menuliskan temuan dari pasien-pasien yang diresusitasinya.
Ada banyak orang yang mengklaim memiliki pengalaman menjelang kematian, tetapi tidak ada cara untuk benar-benar mengetahui dengan pasti yang manakah yang benar. Cukup masuk akal untuk menganggap bahwa, jika Tuhan mengizinkan Paulus untuk diangkat ke tingkat ketiga dari sorga, dan jika Stefanus melihat Yesus berdiri di sebelah kanan Bapa sebelum ia meninggal, maka mungkin ada orang-orang yang telah diizinkan untuk melihat sekilas apa yang ada di balik kehidupan ini
Iman kita, bagaimanapun juga, harus bersandar pada Firman Tuhan dan bukan sebuah pengalaman. Lagi pula, ada orang-orang yang menginginkan kita untuk percaya bahwa setiap orang, tidak peduli apapun kepercayaannya ataupun kehidupan yang telah mereka jalani, akan disambut oleh terang yang gemilang dan diantar ke dalam keabadian yang damai. Namun, hal ini tidak sesuai dengan apa yang diberitakan oleh Kitab Suci. Yesus melambangkan kasih dan kebenaran. Dia tidak merahasiakan apapun dari murid-murid-Nya.
Tuhan sering berbicara mengenai neraka, dan Dia memusatkan beberapa perumpamaan-perumpamaannya pada topik sorga, neraka, penghakiman kekal, dan upah kekal. Jika penting bagi-Nya untuk memberitahukan murid-murid-Nya mengenai hal-hal ini, maka kita perlu memberikan perhatian serius pada persoalan kekekalan dan apa yang Alkitab ajarkan mengenai sorga dan neraka. Kita juga harus mengingat bahwa Setan adalah seorang penipu, bapa segala dusta, dan disebut sebagai malaikat terang. Beberapa kisah mungkin memuliakan Tuhan, dan mungkin adalah benar. Namun, iman kita terletak pada Tuhan dan dalam Firman-Nya. Adalah beralasan bahwa setan akan berusaha memalsukan kisah nyata yang memuliakan Tuhan untuk menipu beberapa orang ke dalam kepercayaan bahwa semua jalan akan menuntun kepada Tuhan.
Apakah Kematian adalah Sebuah Keadaan Pemusnahan?
Beberapa orang berkata bahwa neraka adalah sebuah tempat dimana seseorang yang menolak pengampunan Allah yang cuma-cuma atas dosa dimusnahkan. Kata pemusnahan berarti “untuk mengurangi, untuk merusak sama sekali atau noneksistensi; untuk menghancurkan sama sekali.” Dua kali dalam bagian sebelumnya, bagaimanapun juga, Yesus menggunakan kata Yunani yang sama yang digunakan untuk menggambarkan berkat dari pengikut-pengikut-Nya, seperti kata aiōnios, yang berarti “kekal, abadi. Ketika mengacu pada hidup kekal, itu berarti hidupnya Tuhan, dan karena itu, tidak terpengaruh oleh batasan waktu.” Hal itu tidak terdengar seperti pemusnahan. Ini adalah pengajaran yang jelas dari Yesus bahwa seseorang yang menolak Injil dan terus hidup dalam dosanya, pada akhir hidupnya, akan menderita penghukuman kekal.
Svetlana Stalin, putri Josef Stalin, pemimpin Rusia dari 1922-1953, mendampingi ayahnya pada pintu kematian dan berkata bahwa dia tidak akan pernah duduk lagi bersama dengan orang tidak percaya yang sedang sekarat. Dia berkata bahwa dia pergi ke neraka dengan menendang dan berteriak, “Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup” (Ibrani 10:31). Voltaire dikatakan telah meninggal dengan menangis dan berteriak dalam siksaan, seperti juga Raja Charles ke sembilan dari Perancis, David Hume, dan Thomas Pain. Berbicara mengenai orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, C.M. Ward berkata, “Tidak ada orang Kristen yang pernah dikenal mengakui kekeliruannya di atas ranjang kematiannya.”
1) Bagaimana mungkin Allah yang pengasih mengirim orang ke neraka? Seberapa jahatkah seseorang yang harus dibuang ke neraka? Adakah garis yang telah dilewati oleh seseorang?
16Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. 17Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. 18Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah (Yohanes 3:16-18).
Allah Pencipta telah menetapkan jalan untuk keselamatan. Situasinya adalah bahwa seluruh umat manusia berada dalam perahu yang sama. Kita semua telah kehilangan kehidupan ideal yang Allah inginkan. Tidak ada satu pun di antara kita yang dapat berkata bahwa kita tidak berdosa. Jika Anda hanya berdosa sekali saja, maka itu sudah cukup untuk membuat Anda menjadi seorang pendosa. Kita semua telah menderita penyakit yang sama. Dosa adalah sesuatu yang memisahkan kita selamanya dari Allah. Yakobus menempatkannya demikian, “Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.” (Yakobus 2:10). Jika ada cara lain bagi Allah untuk membawa Anda ke sorga, selain dari mengirim Anak-Nya untuk mengalami kematian yang kejam dan penuh siksaan, tidakkah Anda berpikir bahwa Ia akan memilihnya? Dia telah memberikan manusia karunia pilihan bebas, tetapi keadilan-Nya menuntut bahwa pemberontakan harus dihukum. Allah yang kudus tidak dapat mengizinkan dosa ada di hadapan-Nya, “Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. (Habakuk 1:13). Jadi, Dia menghormati pilihan yang dibuat oleh pemberontak yang menolak untuk bertobat.
Dalam kasih-Nya bagi umat manusia, Dia telah memprakasai sebuah rencana penyelamatan. Anak Allah akan mengambil rupa manusia dan menjadi pengganti untuk menggantikan orang yang bersalah, menempatkan penghukuman atas Diri-Nya sendiri. Dengan jalan tersebut, keadilan-Nya dapat terpenuhi, dan Dia dapat menjangkau dalam kasih untuk menyelamatkan semua orang yang mau berbalik kepada-Nya dan berjalan dalam ketaatan kepada-Nya. Ketika kita bertobat dan menerima Kristus, Roh Tuhan memberikan kita kuasa untuk hidup bagi Kristus. Kita juga memegang jawaban untuk orang lain, dan Roh Kudus memberikan kita kuasa dan keberanian untuk berbicara kepada orang-orang mengenai rencana penyelamatan Allah bagi umat manusia. Kita menghancurkan kerajaan setan ketika kita mengatakan kebenaran dari Firman Allah, dan melepaskan orang-orang yang berharga dari kendalinya. Gereja sekarang ini sedang menyerang, menghancurkan setiap pembelaan yang dibangkitkan musuh melawan Kerajaan Allah. Kita diberitahukan bahwa pintu Hades (neraka) tidak akan menguasai gereja (Matius 16:18). Tetapi siapakah yang akan ke neraka?
Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua (Wahyu 21:8).
Ayat di atas mengajarkan bahwa orang-orang penakut, orang-orang pendusta, dan barangsiapa yang tidak percaya kepada Kristus, pada kebangkitan yang kedua, akan dibuang ke lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang. Saya tidak tahu apakah lautan ini adalah lautan api secara literal, atau apakah lautan api adalah sebuah gambar kiasan dari sebuah keadaan. Secara pribadi, saya tidak peduli untuk mencari tahu! Yang manapun juga, apa yang kita ketahui tentang lautan api adalah bahwa itu adalah tempat yang akan penuh siksaan dan kehancuran. Alkitab juga menggambarkan neraka sebagai sebuah tempat dari kegelapan kekal (Yudas 1:13). Kita memiliki sebuah pilihan untuk dimiliki oleh Terang atau oleh Kegelapan. Kita akan merangkul yang satu atau yang lainnya selamanya.
Pikirkanlah mengenai natur terang dan gelap. Terang mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan. Tumbuh-tumbuhan membutuhkan cahaya untuk bertahan. Terang menerangi, dan juga memberikan nutrisi. Ia mendukung kehidupan. Ia menyinari. Kegelapan menutupi dan menyembunyikan. Ia juga adalah ketidakhadiran terang. Psikolog mengatakan kepada kita bahwa kegelapan berkepanjangan dapat menyebabkan depresi dan penyakit lainnya. Tidaklah baik bagi manusia untuk hidup tanpa kehadiran terang. Lautan api akan menjadi tempat dari kegelapan.
Sekarang ini, dianggap tidak populer bahkan hanya untuk membicarakan tempat kegelapan seperti itu. Siapa yang pantas pergi ke sana? Izinkan saya bertanya kepada Anda: Berapa banyak pembunuhan yang dibutuhkan untuk menjadi pembunuh? Satu! Berapa banyak kebohongan yang dibutuhkan untuk menjadi pembohong? Satu! Berapa banyak dosa yang dibutuhkan untuk menjadi orang berdosa? Satu! Kita semua membutuhkan Juruselamat, dan tidak ada yang lain selain Yesus yang dapat menyelamatkan Anda dari dosa dan hukumannya.
Jalan kepada Tuhan ialah pertama-tama kita harus menyadari kebutuhan kita akan Juru Selamat. Rasul Paulus mengatakannya demikian, “seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak… tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak” (Roma 3:10-12). Paulus berkata bahwa tidak ada seorangpun yang akan dinyatakan benar dengan melakukan sebuah sistem kerja (hukum taurat, ayat 20). Dia menyatakan bahwa kebenaran tanpa hukum taurat telah diperkenalkan, yakni kematian pengganti yang dijalani Kristus bagi Anda dan menggantikan Anda. Kebenaran ini diimpartasikan kepada Anda ketika Anda bertobat (berbalik dari dosa dan berbalik kepada Kristus) dari dosa Anda dan menerima pribadi Yesus Kristus untuk duduk di atas takhta ruang hidupmu. Ini adalah satu-satunya cara untuk tidak menuju ke tempat penyiksaan (Kisah Para Rasul 4:12). Ketika Anda melakukan hal ini, namamu tertulis dalam Kitab Kehidupan (Wahyu 21:27), sebuah buku catatan dari semua orang yang telah menyerahkan hidup mereka kepada Kristus dan menerima Dia ke dalam hidup mereka untuk pengampunan dosa mereka. Mereka yang namanya tidak terdapat dalam kitab ini akan disiksa dalam lautan api:
Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu. (Wahyu 20:14-15).
maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba. Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya. (Wahyu 14:10-11, Penekanan saya).
Yang Tidak Selamat akan Dihakimi Sesuai dengan Terang yang Mereka Terima.
Saya percaya bahwa ada tingkat hukuman yang berbeda di tempat yang mengerikan itu. Chuck Swindoll mengatakan sesuatu tentang tingkat hukuman di neraka:
Akan selalu ada beberapa orang yang tidak memiliki banyak pengetahuan ilahi seperti orang lain. Karena memang benar, saya yakin akan ada tingkat hukuman kekal. Sebelum Anda mengambil batu untuk melempari saya, lihatlah perkataan Yesus:
47Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. 48Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut." (Lukas 12:47-48).
Marilah mengerti bahwa tidak seorangpun tanpa Kristus akan menghabiskan kekekalan di sorga. Tetapi secara spesifik bagaimana Tuhan menangani orang-orang yang tanpa Kristus karena mereka sangat sedikit mendengar, kemungkinan bisa dijawab dengan gagasan tentang tingkat hukuman. Tapi kita tahu pasti bahwa sorga tidak akan menjadi rumah mereka.
2) Apakah Anda pikir bahwa tingkat pengaruh seseorang di bumi berpengaruh pada kekekalan mereka?
Semakin besar pengaruh yang dimiliki seseorang, semakin besar akuntanbilitas dan pertanggungjawaban bagi pengaruh tersebut. Ada orang-orang di TV yang menjadi teladan bagi anak muda kita, tetapi mereka menghidupi kehidupan yang tidak bermoral. Mereka akan dihakimi lebih berat karena pengaruhnya kepada banyak orang. Jangan terlalu cepat melompat ke dalam posisi yang mempengaruhi orang lain. Yesus berkata agar kita mengeluarkan terlebih dahulu balok dari mata kita sehingga kita dapat mengeluarkan selumbar dari mata orang lain (Matius 7:3-5). Setiap kita orang-orang Kristen sudah dalam posisi yang berpengaruh, khususnya jika Anda dikenal di antara tetanggamu dan tempat kerjamu sebagai seorang Kristen. Orang-orang sedang melihat bagaimana cara Anda menjalani hidupmu. Kekekalan mereka bergantung pada tanggapan mereka kepada pesan Kristus yang dapat dibaca dari apa yang Anda katakan dan lakukan. Kita semua mengajar sampai tingkat tertentu, tapi tidak semua adalah guru. Bagi seorang guru, sangatlah penting untuk menjalani hidup yang menghormati Tuhan:
1Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat (Yakobus 3:1).
Pada hari penghakiman, pemimpin-pemimpin Kristen akan dihakimi lebih berat karena jumlah penerangan yang mereka telah terima dan posisi mereka yang berpengaruh. Bahkan mereka yang tanpa Kristus, semakin besar pengaruhnya meningkat, demikian juga tingkat pertanggungjawabannya. Masuk akallah bahwa sama seperti akan ada tingkat upah yang berbeda bagi orang benar, akan ada tingkat hukuman yang berbeda bagi orang-orang di neraka juga.
Mari sekarang lihat pada sebuah bagian dari kitab Suci bahwa Yesus mengajarkan mengenai dua orang yang meninggal dan dimana mereka mendapati dirinya sendiri. Tuhan tidak memberitahukan kita bahwa ini adalah sebuah perumpamaan. Penting pula diperhatikan bahwa salah satu dari antara keduanya diberi nama, yang mana tidak khas untuk sebuah perumpamaan. Alasan Ia menggunakan nama Lazarus karena itulah nama dari si pengemis. Pandangan saya ialah bahwa Yesus sedang memberitahukan kepada kita sebuah situasi yang nyata.
Orang Kaya dan Lazarus
19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. 20Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, 21dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 22Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. 23Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. 24Lalu ia berseru, katanya: ‘Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.’ 25Tetapi Abraham berkata: ‘Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.26 Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.’ 27Kata orang itu: ‘Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku,28 sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.’ 29Tetapi kata Abraham: ‘Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.’ 30Jawab orang itu: ‘Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat.’ 31Kata Abraham kepadanya: ‘Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.’" (Lukas 16:19-31 Penekanan saya).
Sebelum kita berspekulasi ke dalam bagian itu sendiri, akan sangat membantu jika kita memeriksa apa yang Alkitab ajarkan mengenai ke mana roh dan jiwa kedua orang ini pergi saat mereka meninggal. Alam maut dan pangkuan Abraham adalah kata-kata yang dipakai oleh bagian ini untuk menggambarkan dua tempat yang berbeda dimana kedua orang ini menemukan diri mereka sendiri. Kata Yunani Hades (Sheol dalam Perjanjian Lama) adalah kata yang diterjemahkan sebagai neraka. Hades ditemukan sepuluh kali dalam Perjanjian Baru. Yesus memberitahukan kita bahwa ketika tubuh-Nya dikuburkan dalam kubur, Dia akan berada di dalam perut bumi:
Sebab, seperti Yunus yang berada di dalam perut ikan besar selama tiga hari dan tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan berada selama tiga hari dan tiga malam dalam perut bumi. (Matius 12:40).
Ketika Kristus meninggal, Dia pergi ke sebuah tempat yang dikatakan-Nya sebagai perut bumi. Rasul Paulus juga menulis mengenai tempat perginya roh-roh yang disebutkan bahwa letaknya di bawah bumi, “supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi (Filipi 2:10). Hades umumnya dipercaya oleh banyak orang sebagai tempat spiritual, bukan fisik, yang terletak di bumi yang terdiri dari dua kompartemen yang terpisah. Satu sisi dinamakan seperti nama bapa orang beriman dan disebut sisi Abraham (NIV), atau pangkuan Abraham (KJV), dan melambangkan kedekatan dengan hati seseorang. Kata lain yang digunakan pada sisi orang benar adalah Firdaus. Yesus menggunakan istilah ini ketika Ia berbicara dengan pencuri yang tersalib bersama dengan Dia: Kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Lukas 23:43 Penekanan saya). Firdaus ini bukanlah sorga karena Yesus, pada hari kebangkitan-Nya, memberitahu Maria Madgalena: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa” (Yohanes 20:17). Ayat ini juga menyaksikan kebenaran bahwa ketika Kristus meninggal, roh-Nya turun ke Hades, dimana dalam kemenangan Ia merenggut kunci maut dan neraka (Hades) dari setan (Wahyu 1:18). Kemudian Dia menyeberang ke sisi firdaus di bawah dunia dan membebaskan orang-orang kudus yang benar, mereka yang telah menaruh kepercayaan mereka kepada Tuhan, dari firdaus ini, yang juga disebut sebagai sisi Abraham, dimana mereka telah disimpan dalam perut bumi. “Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.” (1 Korintus 15:20). Yesus adalah yang pertama dari orang-orang yang telah menaklukkan kematian dan bisa masuk sorga berdasarkan kemenangan dari kematian penggantian-Nya yang dicapai di kayu salib.
Matius memberitahukan kepada kita bahwa pada saat Kristus mati, ada beberapa fenomena yang terjadi. Dia menceritakan bahwa ada gempa bumi yang dahsyat dan tabir bait suci terkoyak menjadi dua, terbelah dari atas ke bawah. Kemudian, dia mengatakan sesuatu yang menarik:
52dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. 53Dan sesudah kebangkitan Yesus, merekapun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang. (Matius 27:52-53).
Dapatkah Anda bayangkan apa rasanya menyaksikan hal ini? Kelihatannya seperti, karena kematian Kristus yang tidak berdosa di atas salib, orang-orang kudus ini dilepaskan dari tempat orang benar di Hades berdasarkan pengorbanan kematian Kristus. Kita tidak diberitahukan berapa lama orang-orang kudus ini ada di sana atau siapa mereka. Kita tidak dapat bersifat dogmatis tentang hal itu karena kurangnya informasi, namun ada kemungkinan bahwa, setelah bertemu dengan Maria Magdalena, Yesus naik ke sorga bersama orang-orang benar yang ditahan di tempat yang disebut sisi Abraham atau Firdaus.
Rasul Paulus mempertegas pandangan ini dalam suratnya kepada jemaat di Efesus. Dia memberitahukan kita bahwa Yesus turun ke daerah-daerah di bawah bumi sebelum Dia naik untuk duduk di atas takhta-Nya:
Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia." 9 Bukankah "Ia telah naik" berarti, bahwa Ia juga telah turun ke bagian bumi yang paling bawah? 10Ia yang telah turun, Ia juga yang telah naik jauh lebih tinggi dari pada semua langit, untuk memenuhkan segala sesuatu. (Efesus 4:8-10).
Sangat penting untuk kita mengerti bahwa, sejak kematian, penguburan, dan kebangkitan Kristus, seorang Kristen tidak lagi turun ke bagian bawah bumi setelah kematian, tetapi naik ke sorga bersama dengan Tuhan. Dia membawa tawanan-tawanan (ayat 8) mungkin merujuk pada fakta bahwa orang-orang percaya yang tertahan di sisi Abraham dibawa ke sorga bersama dengan Kristus ketika Ia naik. Kita tahu bahwa sejak kebangkitan Kristus, orang-orang percaya pergi untuk bersama dengan Tuhan pada saat kematian mereka. Paulus berkata:
22Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah. Jadi mana yang harus kupilih, aku tidak tahu. 23 Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus -- itu memang jauh lebih baik; 24 tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu (Filipi 1:22-24. Baca juga 2 Korintus 5:8).
Bagian dalam Lukas 16 yang sedang kita pelajari memberikan kita sebuah pratinjau atas apa yang terjadi di Hades seperti yang kita katakan atau baca. Tampaknya ini adalah sebuah kisah nyata dari tempat tujuan dua orang yang berbeda dan kemana mereka pergi saat kematian mereka. Dalam bagian ini, nama Lazarus dan Abraham disebutkan, dan di beberapa manuskrip (The Vulgate) nama Dives (kata Latin untuk kaya) diberikan kepada orang kaya ini.
Pasal 19-21 – Situasi Dua Orang Tersebut di Bumi
3) Ketika mereka ada di bumi, bagaimanakah orang kaya dan Lazarus digambarkan? Menurut Anda bagaimana kehidupan kedua laki-laki itu dirayakan pada saat kematian mereka?
Warna ungu pada masa Kristus bukanlah komoditas yang mudah didapatkan. Orang kaya ini sangat mungkin memakai Tyrian purple (atau ungu kerajaan), Prada, Armani atau rancangan busana terkenal kala itu. Warnanya diekstraksi dari lendir siput laut langka. Aristoteles memberikan nilai kepadanya sepuluh sampai dua puluh kali bobotnya dalam emas. Orang kaya itu juga memakai lenan halus. Kata yang digunakan dalam bahasa Yunani untuk lenan halus adalah bussos, benang langka yang kuat yang disekresikan oleh kerang. Raja-raja, seperti raja Mesir Tutankhamen, memakai pakaian yang sangat mahal ini. Orang kaya ini hidup mewah setiap hari. Dia makan makanan terbaik, meminum anggur terbaik, dan rumahnya adalah rumah terbaik di kota. Kita tidak berlebihan dengan menganggap bahwa laki-laki ini terkenal di seluruh negeri karena membuat orang menjadi iri. Dia adalah seorang selebriti yang berpengaruh pada zamannya.
Kita diberitahu bahwa Lazarus dibaringkan di gerbang atau teras orang kaya itu. Kata Yunani yang diterjemahkan sebagai "berbaring" adalah ballo. Secara harfiah, itu berarti membuang dengan paksa. Dia telah dilemparkan dengan kasar, dan sepertinya dia baru saja ditinggalkan untuk berbaring di tempat itu, hidup perlahan surut darinya. Gerbang tempat Lazarus dilemparkan lebih seperti sekadar pintu masuk belakang pelayan dimana para pelayan meletakkan sampah dan anjing-anjing berkumpul dan menjilat kulitnya yang rusak. Jelas bagi siapa pun bahwa Lazarus sangat sakit, dipenuhi dengan borok. Kemungkinan besar dia terlalu sakit untuk pergi ke mana saja hingga tetap di tempat dia dilempar dan mengemis potongan makanan yang jatuh dari meja orang kaya itu. William Barclay mengatakan kepada kita:
Pada waktu itu tidak ada pisau, garpu atau serbet. Makanan dimakan dengan tangan dan di rumah-rumah yang sangat kaya; tangan dibersihkan dengan menyekanya pada bongkahan roti, (mungkin roti pita tipis) yang kemudian dibuang. Itulah yang Lazarus tunggu.
Anjing-anjing terus menjilati borok-boroknya, dan mungkin saja bahwa dia terlalu lemah untuk menangkis mereka akibat penyakit dan kelaparannya. Kita tidak tahu apakah orang kaya tersebut yang memerintahkan agar dia dibuang keluar karena dia meminta pertolongan padanya atau apakah orang-orang di kota itu telah membuangnya karena dia merupakan ancaman kesehatan bagi penduduk setempat. Tampaknya Lazarus tidak mampu menolong dirinya sendiri. Dia rindu untuk makan beberapa potongan sisa makanan, tetapi ia sedang berkompetisi dengan anjing-anjing untuk sisa-sisa itu. Ingatlah bahwa kebanyakan anjing-anjing bukanlah peliharaan rumah pada masa itu.
Ayat 22-26 – Kondisi Dua Orang Tersebut dalam Kekekalan
Kita tidak diberitahukan mengenai apa yang terjadi pada Lazarus saat kematiannya. Tidak ada upacara pemakaman, bahkan tidak ada penguburan yang dilakukan untuk menghormatinya. Sepertinya tidak ada seorangpun peduli dengannya ketika dia masih hidup, demikian pula dengan kematiannya. Kitab Suci berbicara dengan lantang dalam kesunyiannya tentang masalah ini. Bandingkan dengan orang kaya itu. Kita secara khusus diberitahu bahwa dia dikuburkan. Saya merasa yakin bahwa itu adalah upacara mewah dengan perkabungan umum. Mayatnya mungkin diberi tempat di Bukit Zaitun di Yerusalem karena hanya orang kaya yang mampu membelinya.
Prosesi ke tempat pemakamannya akan membutuhkan segerombolan pelayat profesional, yang dipekerjakan untuk sebuah acara seperti lazimnya pada masa itu. Tentu saja, orang kaya itu tidak bisa tidak peduli begitu dia meninggal. Dia cukup terkejut mendapati dirinya di neraka. Saat tinggal di gerbang orang kaya, kemungkinan tidak ada yang tahu nama Lazarus, tapi semua orang tahu nama orang kaya itu. Pada sisi lain pintu kematian, bagaimanapun, semuanya berbalik; Semua orang mengenal nama Lazarus. Sedangkan untuk orang kaya, mereka tidak tahu apapun mengenai siapa dia, dengan kata lain namanya tidak diketahui, dan tiba-tiba dia bukanlah siapa-siapa. Betapa menyedihkannya bahwa banyak orang yang percaya bahwa kematian adalah pemusnahan akan membuat dirinya tersadar saat memasuki kekekalan melalui pintu kematian.
4) Beberapa orang berkata bahwa, ketika kematian datang, Anda yang sebenarnya, yaitu roh Anda, akan tertidur seperti tidak mengalami apapun juga, dan tidak sadar. Hal-hal apa yang Anda lihat dalam bagian ini yang mengajarkan kita secara berbeda?
Salah satu hal pertama yang dialami orang kaya ini adalah siksaan (Ayat 23). Kata Yunani yang digunakan adalah basanos, yang secara harfiah berarti "pergi ke bawah, siksaan atau siksaan paling rendah." Kata Yunani ini mungkin digunakan untuk menggambarkan apa yang telah kita bicarakan sebelumnya, yaitu bahwa di neraka ada berbagai tingkat penderitaan, dan siksaan yang paling rendah adalah apa yang dialami orang ini (bentuk masa kini (present tense), karena dia masih ada sampai sekarang). Kita juga diberitahu bahwa lidahnya terbakar; Ia membutuhkan air untuk mendinginkan lidahnya. Meskipun dia tidak memiliki tubuh, dia mampu mengalami rasa sentuhan dan sangat kesakitan. Dia juga memiliki kemampuan penglihatan dan pengenalan, karena ia melihat Lazarus melintasi jurang yang besar dan Abraham di sisinya. Betapa menyakitkan melihat Firdaus dan tahu bahwa sudah terlambat dan dia tidak akan pernah mengalami satu saat pun di sana.
Kelak di Penghakiman Takhta Putih Besar, yang ditemukan dalam Wahyu 20:11-15, kita membaca bahwa maut dan Hades dilemparkan ke dalam Lautan Api, dimana akan ada kegelapan kekal. Sejak saat itu, mantan orang kaya itu tak lagi dapat melihat apapun. Dia memiliki kemampuan bicara; dia memanggil Abraham dan menceritakan rasa sakitnya. Tampaknya tidak ada perubahan dalam sikapnya terhadap Lazarus, karena dia masih berpikir bahwa dia dapat memerintahkan Lazarus untuk mendapatkan air untuknya dan juga untuk mengunjungi saudara-saudaranya. Seruannya kepada Abraham agak manipulatif. Dia memanggilnya Bapa Abraham, mengisyaratkan bahwa dia berhubungan dengan Abraham karena dia dilahirkan ke dalam sebuah bangsa yang beriman kepada Tuhan. Betapa tertipunya dia! Betapa miripnya dengan banyak orang yang lahir di negara Kristen saat ini. Banyak orang menyebut diri mereka Kristen, namun tidak semua dari mereka berhubungan dengan Tuhan melalui Kristus. Kemampuan mendengar juga masih bersamanya; dia bisa mendengar Abraham berbicara dengannya.
Kemudian Abraham menjawab orang kaya itu dan mengatakan sesuatu yang akan tetap menyertainya selama sisa kekekalan. Itu adalah pernyataan yang kuat, penuh dengan kebenaran, namun tanpa harapan: dia akan mengingat hidupnya di bumi dan semua kesempatan yang dia lewatkan untuk bertobat dan memberikan hidupnya kepada Tuhan. Betapa menyakitkan itu! Pikiran akan sangat jelas; panca indera kita masih akan tetap bersama kita, mungkin lebih lagi dalam kekekalan. Akan ada banyak penyesalan atas perbuatan yang dilakukan bersamaan dengan ketidakmampuan untuk memperbaikinya kembali karena semuanya sudah terlambat. Mantan orang kaya ini tidak memiliki seorang pun untuk mendoakannya keluar dari situasi ini; adalah kebohongan dari setan untuk percaya bahwa posisi Anda dapat berubah setelah kematian. Dia diberi tahu bahwa lokasinya tetap, jurang yang memisahkan mereka akan ada selamanya, dan tidak akan ada orang yang bisa menyeberang dengan cara apapun (ay. 26). Dimana kematian menemukan Anda, kekekalan mengikat Anda. Menurut apa yang kita lihat di dalam Kitab Suci, tidak ada api penyucian, tidak ada reinkarnasi, dan tidak ada waktu kelegaan. Waktu untuk mengubah takdir kekal Anda ialah sebelum Anda meninggal, sebelum terlambat.
Apakah menjadi kaya adalah dosa? Apakah orang yang miskin pergi ke sorga karena dia miskin? Jika tidak, lalu apakah dosa yang membuat orang kaya itu ke neraka? Ada banyak dosa yang mungkin dilakukan orang kaya itu, namun dosanya yang utama adalah bahwa dia cukup puas tanpa Tuhan. Hidupnya dulu adalah seorang yang tidak kekurangan apapun. Dia tidak mengindahkan apapun kecuali kesenangan dan kenyamanannya sendiri. Bisa jadi dia tidak pernah memperhatikan atau mempedulikan Lazarus, yang pastinya akan meningkatkan penghukumannya. Dia telah berada dalam posisi untuk menolong Lazarus, namun dia membiarkannya menderita dan mati. Dia tampaknya memiliki gagasan bahwa normal dan wajar bahwa Lazarus harus berkubang dalam kesakitan ketika dia malah menikmati kehidupan yang mewah. Dia melihat pada sesama manusia, lapar dan kesakitan, dan tidak melakukan apapun dengan hal itu. Lazarus tidak puas di bumi tanpa Tuhan dan telah mencari-Nya dalam kebutuhannya, dan dia menemukan Dia pengasih dan murah hati. Orang kaya itu sama sekali tidak merasakan adanya kebutuhan sama sekali. Keduanya telah lahir ke dunia dalam situasi yang sama seperti Anda dan saya. Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Efesus menggambarkan situasi setiap orang dengan cara ini:
12bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia. (Efesus 2:12).
Selama hidup kita di bumi, Tuhan mengirimkan kesempatan-kesempatan untuk mencari jalan menuju rumah-Nya. Inilah kebutuhan universal setiap orang di planet ini - untuk menemukan Tuhan. Setelah kematian, Tuhan akan menghormati pilihan yang telah kita buat dalam hidup ini. Jika kita memilih untuk hidup tanpa Tuhan di bumi, Dia akan mengabulkan keinginan kita untuk selamanya. Jika Anda menjalani hidup Anda tanpa berpikir panjang tentang Tuhan atau kekekalan, berserulah kepada-Nya sekarang sementara Anda masih dapat mengalami anugerah-Nya. Mengapa menunggu sebentar lagi? Tentunya, musuh rohani Anda, iblis, akan berusaha membuat Anda menunda pesan ini untuk lain hari, namun Kristus menantikan Anda dengan tangan terbuka.
Ayat 27-31. Sebuah Permohonan untuk Mereka yang Masih Hidup
Mengapa mantan orang kaya ini begitu khawatir tentang saudaranya yang masih di bumi? Dia telah berdoa dua kali ketika di neraka. Doa pertama adalah untuk air; yang kedua adalah untuk saudara-saudaranya di bumi. Kedua doa tersebut ditolak. Dia sudah tidak setia atas tanggung jawabnya. Tanggung jawabnya adalah terhadap orang-orang di sekitarnya, terutama untuk saudara-saudaranya. Dia telah menampilkan di hadapan mereka pola yang paling merusak di bumi - sebuah contoh seorang laki-laki yang puas tanpa Tuhan. Sekarang setelah berada di neraka, dia ingat bahwa saudara laki-lakinya hidup sesuai dengan contoh yang dia berikan kepada mereka, yakni hidup yang penuh kepuasan tanpa Tuhan. Satu hal yang dapat menambah penderitaan bagi seseorang di neraka adalah terdiam selamanya dengan yang orang-orang telah Anda tolong untuk bawa ke sana. Seperti yang telah kita katakan, setiap orang mempengaruhi orang lain untuk menjadi lebih baik atau lebih buruk lagi. Marilah kita berkomitmen untuk setia kepada orang-orang yang akan mencontoh kehidupan kita: saudara laki-laki kita, saudari perempuan kita, anak laki-laki kita, anak perempuan kita dan keluarga dekat kita. Kita harus hidup sepenuh hati untuk Kristus. Kehidupan lainnya bergantung padanya.
Atas dasar apa saudara-saudara dari orang kaya ini menolak seorang pembawa pesan? Sang mantan orang kaya diberitahu bahwa mereka memiliki Firman Allah (pada saat itu mereka memiliki tulisan Musa dan para nabi). Itulah seluruh kesaksian yang mereka perlukan. Mustahil bagi Allah untuk berdusta (Ibrani 6:18), jadi jika mereka tidak percaya pada Firman Allah, mereka pun tidak akan percaya bahkan jika ada seseorang yang kembali dari kematian. Firman Allah yang tertulis adalah bukti yang paling penting yang dapat diteliti untuk mempersiapkan hidup dalam kekekalan. Jika diabaikan maka berbahaya besar bagi kehidupan kekal seseorang melampaui kuburannya.
Apa pelajaran utama untuk dibawa pulang yang diajarkan oleh bagian ini?
-
Bahwa waktu untuk mencari Tuhan adalah sekarang dan jangan menundanya.
-
Bahwa ada konsekuensi terhadap tindakan kita yang tidak selalu dirasakan di bumi tetapi mengikuti kita ke dalam kekekalan.
-
Kita mempengaruhi orang lain lebih dari yang kita sadari di bumi.
-
Firman Tuhan adalah bukti terpenting bagi kita untuk mempersiapkan hidup yang kekal.
-
Bahwa, tidak peduli apapun keadaan ekonomi kita di dunia ini, jika kita tidak memiliki Kristus, kita tidak memiliki kehidupan (1 Yohanes 5:12).
Doa: Bapa, terima kasih telah memberi tahu kami dengan jelas di dalam Firman-Mu apa yang perlu kami lakukan untuk mempersiapkan kekekalan. Aku meminta agar setiap orang yang tidak yakin akan tujuan kekal mereka akan berdoa kepada-Mu dan mencari sampai mereka menemukan hidup yang kekal di dalam Kristus. Jangan biarkan satu pun dari kami merasa puas dengan hidup tanpa Engkau. Tolong kami saat kami menjangkau orang-orang yang tidak mengenal Kristus, dan tolong kami untuk memenangkan mereka dari Kerajaan Kegelapan dan membawa mereka ke dalam Kerajaan Terang-Mu. Amin.
Keith Thomas.
Email: keiththomas@groupbiblestudy.com
Website untuk pelajaran Alkitab gratis: www.groupbiblestudy.com